
Sampai hampir tengah malam ini, orang yang paling dicari wartawan di Bandung adalah Markus Haris Maulana. Dan setelah para pemain Persib datang ke mess Persib Jalan Ahmad Yani, Bandung, Markus bersedia menceritakan semuanya kepada wartawan, apa alasan Persib pulang lebih awal dari jadwal awal TC di Cirebon. Berikut penjelasan penjaga gawang utama tim nasional Indonesia tersebut.
Tim Persib meninggalkan Hotel Zamrud, Cirebon untuk pulang ke Bandung Minggu malam (20/9).
Pemain sudah tidak cocok dengan pelatih.
Dia hanya mau semua berjalan seperti cara dia sendiri, kita kan seharusnya kompak. Selain pelatih, pemain harus didengar juga suaranya, apalagi kita sama-sama baru bekerja bersama, istilahnya harus ada pendekatan terlebih dahulu. Selain kemauan dia juga kemauan pemain harus diperhatikan.
Dia juga suka marah-marah ke pemain, pemain minta pendapat malah di jawab “kamu saja jadi pelatihnya”.
Dia buat peraturan, ya ok. Disiplin, boleh. Yang penting pemain bertanggung jawab di lapangan. di timnas juga seperti itu. namun dia terlalu berlebihan. Hampir handphone disita, namun kita tolak, untuk yang sudah punya istri misalnya ada apa2 bagaimana?
TC ini benar-benar seperti di penjara. kita sampai tidak oleh keluar kamar.
Sebelumnya ada kasus jovo telat datang ke bus waktu mau latihan, ia dulu pernah mengatakan yang telat akan ditinggal, tapi mungkin karena ia temannya, ia suruh tunggu, jika pemain yang telat pasti sudah ditinggal.
Lalu di lapangan, waktu itu Munadi sakit, namun pelatih ingin Munadi main, lalu dokter mengatakan bahwa kondisinya tidak memungkinkan, ia malah mengatakan ke dokter “kamu saja yang main”.
Kejadian pada makan siang itu puncaknya. Tapi intinya bukan hanya masalah yang siang tadi, namun akumulasi dari semuanya.
Setelah makan siang itu semua pemain sepakat tidak mau dia melatih. Memang sebelumnya tidak ada moment, dan kebetulan ada momentum seperti makan siang tadi. Kita bukan mogok, tapi sudah tidak mau dia melatih dan sudah berbicara dengan manajer.
Tadi pertemuan antara pelatih Daniel dengan Nova sebagai perwakilan pemain terjadi lumayan lama dan banyak yang dibicarakan, namun intinya dia ingin para pemain latihan lagi, namun pemain tetap tidak mau latihan. Lalu dia mengancam kalau tidak mau latihan dia akan ngomong ke presiden. Entah siapa yang dia maksud dengan presiden. Kalau direktur utama, itu kan berarti Pa Haji Umuh.
Sewaktu saya di timnas saya mendengar ia pernah menyebutkan kekalahan di palembang karena ada pemain yang sengaja mengalah, ya tidak seperti itu, itu ia hanya membela diri dan mengkambing hitamkan pemain. Masalah kekalahan di palembang harusnya sudah tinggalkan, ini malah selalu diungkit-ungkit. Kita malah tegang.
Saya baru pertama kali menemukan pelatih asing seperti ini. Dari mana ia asalnya juga kita kan tidak tahu, kita masih buta akan pelatih ini. Jika ia memang pelatih bagus seharusnya wartawan juga sudah tahu.
Kedepannya mungkin pelatih diganti, sedangkan Jovo mungkin dipertahankan. Secara kualitas melatih, memang Jovo sepertinya lebih tahu. Latihannya pun lebih bervariasi.
Saya rasa jika ada pergantian pelatih saat ini belum terlambat. Apalagi melihat kualitas para pemain seperti ini tinggal menyiapkan strategi. Nanti juga akan ada Shahril, kita semua tahu bagaimana ia di timnas singapura.
Kita harapkan jovo-robby jadi. Dari pada kita pertahankan ini semua sementara situasi tim sudah seperti ini, akan susah. Sudah tidak nyaman.
Intinya pemain merasa tidak cocok dengan pelatih. dengan sikapnya yang tidak dekat dengan pemain. jika ada ide dari pemain dia tidak mau menerima. Itu cerita yang sebenarnya.