Simsalabim... Jovo Cuckovic


Daniel Darko Janackovic menjadi pelatih tercepat diganti. Bisa jadi, hal itu sebuah rekor di dunia. Kompetisi belum bergulir, dia sudah diganti dan usia kontraknya cuma dua bulan. Asistennya yang dibawa Daniel, Jovo Cuckovic naik tahta menjadi pelatih kepala. Terlepas pergantian ini akan menuai catatan buruk dalam sejarah Persib, Jovo kini harus konsentrasi meramu tim.

Beruntung dia agak tahu dengan kondisi tim karena ketika Daniel pulang ke negaranya Prancis, Jovo yang memimpin sesi latihan bersama Robby Darwis. Pria asal Serbia ini sudah tahu kelemahan dan kelebihan Persib. Untuk itu, sisa waktu tiga hari menjelang lawan Persela Lamongan, Selasa (28/9), dia benar-benar mendapat tugas maha berat bisa meramu tim menjadi lebih solid. Jovo praktis hanya memiliki waktu tiga hari bergabung dengan tim, pascapenolakan pemain dilatih Daniel.

Mampukah Jovo seperti pesulap andal David Copperfield? Jovo memang bukan pesulap. Namun, dia mengemban tugas seperti pesulap, yang diharapkan bisa dengan mudah membalikkan keadaan. Tentu hal ini sulit diterima akal sehat. Apalagi, Persela baru saja menjuarai Liga Jatim, sehingga dari sisi moril mereka lebih percaya diri dan akan mendapat dukungan dari suporternya. Di lain pihak, Persib justru harus berkutat dengan masalah internal, meski proses latihan bisa berjalan dengan normal.

Sepakbola adalah permainan. Hasil akhir, semua bergantung dengan kondisi di lapangan. Tentu saja, jika Persib tetap percaya diri dan memiliki semangat tinggi, itu modal paling utama melakoni laga perdanan nanti. Tak perlu ada lagi keraguan karena persiapan minim.Toh, mengawali kompetisi, semua tim masih meraba-raba kekuatan sendiri dan lawan. Untuk itu, manfaatkan kondisi tersebut dengan mengutamakan kekompakkan dalam upaya mencapai hasil maksimal.

Setelah Jovo terpilih, kita semua pasti tak ingin ada lagi pergantian dengan cara-cara "tidak elegan". Pergantian tetap mengacu pada prestasi, bukan karena soal nonteknis. Pelatih diganti karena soal prestasi, sudah menjadi hal yang lumrah dan terjadi pada kompetisi di dunia. Pelatih asal Brasil Filippe Scolari berhasil membawa Brasil menjadi juara dunia 2002 dan Portugal "Runner-up" Piala Eropa 2004. Namun, ketika menangani Chelsea pada 2008-2009, nasibnya sial karena berpijak dari prestasi yang sulit meraih juara, dia dipecat pada pertengahan kompetisi.

Nah, pemilihan Jovo merupakan keputusan bersama, dan para pemain pun menghendaki dia. Kini tak ada alasan terlalu disiplin atau latihan terlalu berat. Semua harus bisa menghilangkan ego, dan bekerjasama demi nama besar Persib. Kita tidak perlu lagi melihat lagi ke belakang. Mari semua berpikiran positif menatap kompetisi yang sudah dekat.

Jovo memang bukan pesulap, tetapi jika dia, pemain, dan manajemen sudah satu hati demi Persib, bukan mustahil pulang "berperang" dari dua laga tandang ke Lamongan dan Sidoarjo bisa membawa poin. Simsalabim...Jovo. ***
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...